LMI Gelar Acara Syawalan dan Pelantikan Pengurus

Tuesday 25 Sep 2012 



Dalam rangka menjalin silaturami, sekaligus konsolidasi organisasi, Liga Muslim Indonesia (LMI) menggelar kegiatan Syawalan, sekaligus Pelantikan dan Mudzakarah Nasional.

Kegiatan ini diprakarsasi oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sukabumi sebagai tuan rumah dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jawa Barat. Acara tersebut digelar di Villa Yawitra, Kadudampit, Cisaat, Sukabumi, pada hari Sabtu – Ahad, 28 – 29 Syawal 1433 H, atau bertepatan dengan 15 – 16 September 2012.

Hadir dalam acara tersebut, KH Buya M. Royanudin AS beserta jajaranya selaku Majelis Pertimbangan Pusat (MPP), Jajaran Dewan Pakar, Ketua Umum LMI Jamidin Umar Sutrisno, beserta pengurus DPP lainnya, DPW Jawa Barat, dan DPW dan DPD, para kader, simpatisan, dan para tamu undangan serta ormas Islam lainnya.

Selain Silaturahmi dalam Syawalan tersebut sekaligus juga di diadakan pelantikan pengurus dan Mudzakarah Nasional. Dalam kesempatan tersebut secara resmi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jawa Barat Toha Khoerudin, bersama Ketua Umum DPP LMI secara resmi melantik pengurus DPD Sukabumi dan pengurus DPD Bandung Barat. Drs. Deden Adang Sopandi sebagai Ketua DPD Sukabumi dan Ketua DPD Bandung Barat secara resmi mengemban amanah untuk memegang tapuk pimpinan dan pengembangan LMI didaerahnya masing - masing.

Rangkaian acara lainnya adalah Mudzakarah Nasional dengan tema ‘Kebangkitan Islam Berwawasan Ke - Indonesiaan dalam Konteks Tantangan Ideologi Transnasional.’ Narasumber dalam Mudzakarah tersebut adalah, Prof. Dr Asep Saeful Muhtady,MA yang biasa di panggil Prof. Samuh (Akademisi dan Ketua Dewan Pembina Wilayah Jabar) dan Putra Gara (Penulis Novel Sejarah Samudra Pasai).

Dari Mudzakarah Nasional tersebut, ada beberapa point yang perlu digaris bawahi, dalam pandangan Prof. Samuh, perlunya menggagas Fiqh Kontemporer Indonesia sebagai instrument pribumisasi Islam, sementara Putra Gara lebih menekankan perlunya merekonstruksi sejarah perkembangan Islam berbasis kebangkitan peradaban Nusantara di kancah dunia. Pria yang kini sedang mempersiapkan buku ‘Nusantara Ras Segala Bangsa’ juga menegaskan agar LMI mampu mengambil bagian dan mempelopori rekosntruksi sejarah Islam di Nusantara ini.

Bahwa Syawalan, diharapkan bukan semata sebuah ritual organisasi pasca Ibadah Puasa Ramadhan akan tetapi tradisi ummat yang merefleksikan berbagai Nilai Ideologis yang agung dilingkungan LMI ada ummat muslim di Indonesia pada umumnya.

Sementara itu, KH Buya M. Royanudin AS dalam tauhsiyyahnya yang bertemakan ‘Mengokohkan Iman, Meneguhan Haluan Pergerakan’, menegaskan Liga Muslim Indonesia dibentuk bukan untuk jajaran pengurus dan anggota LMI semata, tetapi untuk generasi - generasi terbaik yang mencintai Nabi Muhammad SAW dan para Anbiya (para nabi lainnya). “LMI harus dibangun bedasarkan Iman yang kokoh”, tegas pengasuh Pondok Pesantren Al Istiqomah, Sukabumi.

Dalam kata sambutannya, Ketua Umum DPP LMI, Djamidin Umar Sutrisno, menegaskan bahwa LMI konsen terhadap generasi muda. “Pendidikan bagi generasi muda, menjadi konsen bagi LMI”, tegas Ketua Umum DPP LMI. Lebih lanjut pria yang akrab dipanggil Pak Lurah ini, menguraikan, saat ini kita dihadapkan pada tantangan era globalisasi. Generasi muda kita diracuni dengan Fun, Food dan Fashion ala barat yang menina bobokan generasi kita.

“Gaya, style dan fashion yang perlu kita tolak adalah yang memutar balikan antara pria dan wanita,”ujar Ketua Umum DPP LMI. LMI melalui training-trainingnya guna membekali dan membentuk generasi muda yang tetap kokoh dan mampu berdiri, dengan mempertahankan identitasnya sebagai muslim sejati. 

Alhamdulillah, dari waktu ke waktu terlihat ada peningkatan jumlah peserta training yang diikuti oleh generasi muda. Pada awal kita memulai berkiprah, paling banyak 50 peserta training yang ikut sebagai peserta. “Namun dalam kegiatan Leadership Basic Training maupun Advance Training yang baru saja dilaksanakan beberapa waktu lalu, untuk wilayah Jawa Barat sedikitnya 100 peserta ikut ambil bagian dalam kegiatan training yang diadakan oleh LMI. Sementara tidak kurang 2.000 generasi muda setingkat SLTA dan Mahasiswa menjadi peserta training yang diadakan oleh LMI di Medan”, jelas Djamidin Umar Sutrisno. 

Dalam hal lain, lanjut Ketua Umum, DPP LMI saat ini terus bekerja keras untuk menselaraskan kebutuhan organisasi, dalam memenuhi 11 propinsi untuk tingkat DPW dan ½ – nya untuk DPD (tingkat kabupaten/kota).

Sekilas Tentang LMI

Liga Muslim Indonesia (LMI) diririkan pada tanggal 07 Agustus 1998, bertepatan dengan 17 Rabil’ul Akhir 1419 H. Oragnisasi kemasyarakatan berdasarkan Islam dan bersifat independen. Organisasi ini memiliki tujuan, mewujudkan Islam dalam kehidupan nyata sebagai Rahmatan Lil’alamin. Membentuk terbangunya pribadi dankeluarga muslim seutuhnya.

Menegakan kedaulatan Allah di bumi Indonesia, sebagai prasyarat dan tempat bagi tercapainya keselematan ummat manusia seutuhnya, muslim maupun non muslim, lahir maupun batin. Mendorong penegakan suremasi hukum yang akan memberikan jaminan dan kepastian pelaksanaan hokum, memelihara martabat dan kehormatan manusia danmemberi perlindungan dan rasa aman kepada warga Negara Indonesia.

Memajukan peradaban dan ilmu pengetahuan sebesar - besarnya, demi kesejahteraan dan kemaslahatan umat. Dan berperan aktif dalam mewujudkan dan memelihara ketertiban dan perdamaian dunia berdasarkan keadilan, kesetaraan dan kemerdekaan, serta saling menghormati dalam hubungan antar bangsa. LMI memiliki Khitah Perjuangan, kemerdekaan sejati, persaudaraan insani dan keadilan Illahi berdasaran kalimat tauhid “LAA ILAAHA ILLA’L - LAHU”.




Sumber : BeritaHukum

Related

NASIONAL 6692023085005241565

Posting Komentar

emo-but-icon

Hot in week

Recent

Comments

item