Demo Aliansi Nyaris Ricuh

 
Demonstrasi Aliansi Umat Islam menuntut pembangunan kembali masjid Al Khairyah dan Raudhatul islam yang dirobohkan PT jatimasindo, didepan hotel emerald Garden, nyaris berlangsung ricuh, Jumat (9/3).

Pasalnya, kordinator aksi Asmuri Parinduri ketika mengangkat Plang bekas masjid Al Khairiyah dan meletakkannya diatas bacaan emerald Garden, Kapolda Sumut Irjen Pol Drs Wisjnu A Sastro langsung menyuruh anggotanya mengamankan Asmuri. Ketika dilakukan pengamanan, sempat terjadi baku hantam antar pendemo dan polisi. Namun ketengangan tidak berlangsung lama, karena Asmuni yang diamankan pihak kepolisian langsung dilepaskan.

Melihat suasana yang mulai memanas, Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu A Sastro langsung mendatangi pendemo. Kapolda juga naik ke mobil Pick Up tempat para orator mengungkapkan orasinya.

Diatas mobil Pick Up tersebut, berkali-kali Kapolda mengucapkan Takbir Allahu Akbar. Takbir, kapolda tersebut juga langsung diikuti para pendemo.

"Kalian boleh saja, melakukan aksi demo, tapi tidak dengan aksi anarkis, kalau anarkis akan kami amankan," ucap Kapolda kepada para pendemo.

"Siapa umat yang tidak marah, kalau masjid dirubuhkan, namun kita harus menyampaikan secara santun," sebutnya.

Sementara itu, menanggapi tidak terealisasinya pertemuan yang digagas pemko medan dan Pemprov sumut yang dilakukan dihotel Madani pertengahan Febuari lalu, Kapolda sumut mengatakan, dirinya tidak begitu mengetahui apa hasil pertemuannya.

"Saya datang terlambat kemarin, dan tidak mengetahui apa hasil pertemuannya, namun para pendemo tidak perlu khawatir, senin depan, saya akan undang plt Gubernur Sumut dan walikota Medan untuk membicarakan hal ini dan Polisi akan menjadi penengah," ucap Kapolda meyakinkan pendemo.

Sedangkan untuk kasus perubuhan Masjid Khariyah, dirinya mengimbau Polresta Medan untuk menggelar dan melakukan penyelidikkan dari awal. "Perubuhannya kan tahun 2003, dan laporannya masuk 2004 saya belum disini, dan saya perintahkan polresta Medan untuk membuka kasus ini dari awal," sebutnya.

Sementara itu, Asmui yang diamankan polisi ketika mengangkat plang masjid Khariyah mengatakan memaafkan perlakuan yang dialaminya. Aslakan, polda sumut serius menagani kasus perubuhan masjid.

"Kami minta polda serius, soalnya kami merasa dibola-bola oleh pemko Medan dan pemprov sumut terkait masalah perubuhan ini. Kami minta pertangung jawaban ke Walikota, pembanguan masjid kembali wewenang Gubernur, kami datangi gubernur, mengatakan itu wewenang walikota, jadi sampai kapan permasalahan ini," terangnya.

Aksi demonstrasi yang mereka lakukan, menuntut pembangunan kembali masjid Al Khairiyah ditempat semula yang dirubuhkan PT Jatimasindo, group dari emerald garden. Selain itu, pihaknya juga menuntut Lim Kok Min legal deptemen Pt Jatimasindo yang mengundang dan mempengaruhi pengurus nazir masjid.

"Pengaduan pengurus masjid al Khairiyah dan madrasah Alkhairyah dirubuhkan paksa oleh Kasmo Cs pada tanggal 27 desember 2003, dan kami minta pihak kepolisian melanjuti laporan kami," sebutnya.

Sementara itu, Indra Syafii dari aliansi ormas Islam mengatakan, pertemuan yang dilakukan oleh pemko medan dan pemprov sumut, pertengah febuari lalu merupakan tipudaya yang dilakukan muspida. Karane sampai saat ini, hasil pertemuan tersebut tidak terealisasi dan walikota dan gubernur saling lempar bola.

"Saya juga sayangkan, kenapa baru sekarang Kapolda mau menemui kami, apakarena ada korban baru anda mau jumpa. Ingat aksi yang kami lakukan sudah 10 bulan lebih kenapa baru sekarng, sudah sejak 2011 kami mengirim surat untuk audiensi sama Kapolda, tapi tidak pernah diterima dengan alasan anda lagi sibuk dan berada diluar kota," ucap indra mempertanyakan sifat kapolda yang baru mau menemui masa pengunjuk rasa.

"Kami yang demo disini, bukan tidak ada kerjaan, saya dosen, ada juga pengusaha, bergelar dokter sampai tukang becak, kami sendiri capek melakukan aksi demo, tapi perjuangan kami belum selesai," ujar dosen ilmu politik dari UMSU.

Sementara itu, Kapolda sumut yang mendengar, penejlasan Indra syafii terkejut. Pasalnya ia mengaku, belum pernah ada dapat surat audiensi dari aliansi ormas islam.

"Tidak pernah ada sampai surat audiensi kepada saya, nati saya cek. saya datang kesini, karena takut ada aksi anarkis dalam demo hari ini, tapi masa harap tenang saya akan mempertemukan perwakilan masa dengan gubernur dan Walikota Medan di polda sumut dan kami jadi penengahnya," ucapnya.

Tak lama berselang Kapolda sumut, memanggil Asmui dan Indra syafii. Didepan para demonstran dirinya menelepon plt Gubernur Gatot Puidjo nugroho

"Saya undang anda, senin datang ke kapolda untuk menengahi permasalahan ini, andakan menjadi gubernur karena dipilih rakyat, saya tidak mau diwakili, kalau diwakili saya suruh pulang nanti wakilinya," ucap wisjnu kepada Gubernur via telepon dihadapan masa aliansi ormas Islam.

Senada juga diucapkannya kepada Walikota Medan Rahudman Harahap. "Saya anda minta datang senin pukul 09.00, biar tahu kita titik permasalahannya, jangan diwakilkan kalau diwakilkan saya suruh pulang," sebutnya kepada Rahudman via telepon.

Pantauan Tribun, dalam demo yang dilakukan aliansi ormas islam berlangsung kurang lebih setengah jam. Sedangkan aksi yang dilakukan masa, mendapat kawalan ketat dari pihak kepolisian.

Semetara itu, selain kapolda sumut, tampak juga Kapolresta Medan Kombespol monang situmorang. Dalam aksi tersebut, masa lebih banyak melakukan interaksi tanya jawab kepada kapolda sumut.

Masa sendiri membubarkan, diri setelah mendapatkan kepastian dari kapolda, untuk dipertemukan dengan gubernur dan walikota Medan pada senin depan, sekira pukul 09.00.


Sumber : TribunNews.com

Related

SUMUT 2984325045606216269

Posting Komentar

emo-but-icon

Hot in week

Recent

Comments

item